Cinta
di segulung gulali
(Ardi Alfaris –
Alizz)
Udara tanjung lesung yang memang sedikit lebih panas
hari ini, di temani batu karang dasar pantai yang masih rela diterjang ombak
besar. Semilir angin selat sunda terasa sangat menyejukkan wajah.
Ini hari terakhir . digtara dan kawan-kawan dari
pasukan Pramuka Tangerang menginjak Bumi Pandeglang. Setelah seminggu penuh
mereka membangun sebuah daerah baru hasil babat lahan untuk di jadikan
perluasan wilayah pemukiman.
Setelah perempuan yang ia sukai tidak berkenan memberikan nomer handphone yang dia punya, mungkin
hati Digtara sedikit berkata, ‘ah sudah lah.’
“gak dapet kenalan baru Lis?” Tanya Iwan. Maklum
Digtara biasa di panggil ‘Alis’ oleh yang lain, yah kalian tau kenapa. “si neng
nya kagak mau ngasih nomer dia Wan” jawab Digtara. “lah emang kenapa Lis?” Iwan
bingung. “perasaan waktu kita ajak kenalan di gunung abis kita penghijauan, dia
mau lu ajak kenalan?” sambung Iwan. “iya
sih wan, tapi yaa sama aja” jawab digtara seadanya. “lu juga sempet salaman
lagi, pipmpinan kontingen kita aja ga sempet, sama kaya yang lain, Cuma lu doang
Lis yang bisa salaman” Iwan makin bingung dengan semuanya
“Wan, dia minta gua seriusin...” belum selesai Digtara
bicara tiba-tiba “mantep tuh cewe, muka nya putih, oval, kerudungan, bibir
tipis, santri...” sekarang gentian digtara yang memotong. “nah itu dia
perkaranya, santri nya it…” perkataan Digtara kembali terpotong. “mantep kali
yak, pacaran tangerang pandeglang pasti...” Ucapan Iwan di potong kembali oleh
Digtara “pasti dua-dua nya selingkuh boy, secara …” perkataan Digtara kembali
terpotong. “tapi gua yakin dia setia bro, soalnya..” kali ini perkataan Iwan yang
terpotong kembali. “setiap tikungan ada maksud lo? Anak pramuka mah lebih dari
1 kilo jadi...” dan kali ini ucapan Digtara yang terpotong. “tetep aja manis
kan? Digtara prakasa?” ucapa iwan barusan membuat digtara berhenti bicara. “iya
sih Wan” Digtara menjawab seadanya.