CATATAN
KECIL SARAS
(story
begining)
Ardi Alfaris
(Alizz)
Dia seorang
siswi di SMU Citra Kusuma. Namun cerita nya sudah menyebar ke setiap sudut
sekolah, bahkan keluar sekolah. Ada yang bilang dia mati karena kecelakaan, ada
juga yang menyebut kalau dia bunuh diri. Namun ada juga yang menyebut kalu dia
dibunuh oleh orang yang tidak suka. Mungkin karena itu kutukan itu berlaku
sampai saat ini. Kutukan mengerikan yang ada di sekolah ini.
Dia memang
murid terbaik. Pintar, ramah, cantik dan segalanya. Hingga kejadian itu
terjadi. Banyak yang tidak bisa menerima kenyataan. Semua nya. Hingga satu
orang berbicara “dia belum mati, dia masih duduk disana” dan semua nya bersikap
seolah dia masih ada, bahkan guru pun tidak keberatan atas sikap mereka. Semua
nya berjalan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Hingga hari
kelulusan, kepala sekolah setuju untuk menaruh bangku Saras untuk berfoto
bersama teman sekelas nya. Bangku kosong. Namun pada saat foto itu di cetak,
Saras tengah duduk manis disana bersama yang lain nya. Dengan wajah pucat pasi
dan senyum terpaksa.
KKRRIIIIINGG……
“woy udah
masuk woy ! “ teriak Ali memanggil temannya yang masih menikmati sarapan di
kantin. “kalem kali, guru nya aja ngaret datengnya” “joh,gitu amat lu gus, nanti gua gamau di
suruh push up 50 kali sama dia” “50
doang, nanti buat gua aja” “ah kampr*t
lah lu”
Suasana kelas
masih ramai mereka datang. “mana guru?” Tanya doni “di kantor, hehe” jawab ali
sok polos “yaudahlah yaaa”
Ketika mereka
berdua duduk, tiba-tiba guru paling mengerikan di sekolah Citra Kusuma membuka
pintu. Tanpa salam dia langsung bertanya “siapa yang bajunya mau balapan sama
saya?” seisi kelas diam. “semuanya berdiri, angkat tangan, tidak ada yang
bergerak! “ lalu kemudian bu sri berkieliling kelas. “bagus, semuanya rapih,
silahkan duduk” seketika seleuruh murid kels XII 3 menghembuskan nafas lega.
“kebetulan
kalian akan mendapatkan teman baru, dia pindahan dari Jakarta, ayo masuk Nandi.
Silahkan perkenalkan diri kamu” kata bu sri agak ramah. Sementara anak baru itu
memperkenalkan diri, aku dan doni berbisik “berarti dia bakal duduk di bangku
bekas saras dong? Bukan nya udah ada 2 murid yang meninggal gara-gara duduk di
situ? “ bisikku. “udah kita liat aja nanti, usahain juga dia gatau cerita
tentang saras” jawab doni “okesip lah”
“ya Nandi
silahkan duduk di situ,” kata bu sri sambil menunjiuk bangku dan meja bekas
saras. Rakyat XII 3 menyambut Nandi dengan baik, tentu agar Nandi tidak tau
kejadian suram di sekolah ini, tepatnya tragedy bangku saras. Nampak nya saras
cukup ramah juga cukup polos untuk ukuran anak kelas dua belas, tapi dia juga
sepertinya cukup pintar untuk jadi saingan ali di kelas ini. Yahh dia juga
cukup kaya, udahlah cukup cukup melulu cukup capek tau~!
Setelah bel
pulang sekolah berbunyi, Ali melihat Nandi yang nampaknya masih menunggu
jemputan. Otak playboy Ali mulai melihat ada kesempatan, “Nandi..” teriak ali
dari jauh, “pulang ke arah mana? Mau bareng ngga?” sambung ali. “sendiri aja,
gapapa ko” kemudian Nandi langsung berbalik dan berjalan,seperti sudah bisa
membaca apa yang akan terjadi.
“kenapa boy?
Kagak bisa deketin ya? Liatin nihh” Ali kaget dengan kemunculan Yusuf yang
tiba-tiba. “iya gua liatin, coba mana?” tantang Ali. Yusuf langsung berhenti di
depan Nandi dengan motor variasi sendiri. Benar saja Nandi mau ikut dengan
yusuf. “boy duluan yaa….” Teriak yusuf dari jauh. “sialan tuh anak”
Ali pulang
dengan wajah sedikit heran. Suasana angkot yang sumpek tidak membuat dia
berhenti dari lamunannya tentang Nandi. Bagaimana bisa anak baru bisa langsung
memperlihatkan pemandangan seperti itu. Setelah berbagai pikiran tak senonoh
lewat di pikiran nya, ada satu yang mengganjal. Tapi Ali tidak bisa menjelaskan
apa itu, ia sendiri bingung apa itu. Tapi yang pasti itu adalah hal buruk, hal
yang tidak boleh terjadi.
Sesampai nya
di rumah Ali baru mengingat hal apa itu. Tapi ini sudah pukul setengah delapan
malam. Tidak mungkin dia harus kesekolah malam-malam begini. Lagipula mungkin
sudah tidak ada kesempatan lagi untuk ambil tindakan. Ali bimbang, pikiran nya
kalut, semalaman ia tidak bisa tidur.
Saat
baru sampai gerbang sekolah Ali sudah di tunggu tepat di depan gerbang. Ini
mimpi buruk, kejadian yang tak pernah Ali inginkan, sekarang dia menampakkan
dirinya di gerbang hanya untuk bertemu Ali. Bu sri yang melihat ali langsung
menarik nya dan mengomelinya habis-habisan. Kemarin sebelum pulang ia
meninggalkan kartu remi nya di dalam loker nya, saat penjaga sekolah
memeriksanya, kemudian melaporkan pada wali kelas.
Dan hari ini
sekolah menikmati pertunjukan seorang murid yang di siksa oleh guru nya saat
jam istirahat. Setelah semua itu selesai ali kembali ke habitat XII 3 “gimana
boy? Nyess itu dada” Tanya doni, ali masih ngos-ngosan, kemudian tiduran di
lantai sambil melambaikan tangan. “bisa ngga kuat juga dia, lain kali kartu gua
aja yang bawa” Anjas menyambung. “tau li kalo gini cerita nya ujung-ujung nya
yang kena kita juga” celetuk syukur. “iya iya sorry deh gua lupa”
Nandi masuk
kelas kemudian duduk dengan tenang sambil bermain handphone. Ali melirik kea
rah nandi kemudian melihat kea rah teman-teman nya lagi. “kalem aja boy, kita
professional masalah jaga rahasia” kata anjas, “huh, bagus kalo gitu” kata ali
lega.
“yusuf …”
teriak nandi yang melihat yusuf lewat depan kelas XII 3. “kemaren lo janji mau cerita
masalah anak yang meninggal sebelum gua dateng kesini, ayo di kantin aja”
seketika semua anak kelas XII 3 menoleh, dan berpandangan saling bertanya.
Karena selama ini hanya kelas XII 3 saja yang mengetahui kejadian ini,
sementara yusuf bukan rakyat dari kelas XII 3.
Setelah saling
berpandangan sejenak Ali and the genk langsung berlari dan mengejar yusuf, di
ikuti oleh semua orang dalam kelas yang ingin melihat apa yang akan terjadi,
mengingat yusuf adalah salah satu murid pemegang gelar jagoan.
“yusuf…”
teriak ali dari atas tangga, tapi sepertinya yusuf tidak mendengar, merka
kemudian langsung lari menuruni tangga, berharap kejadian 2 bulan lalu tidak
akan terjadi kembali. Berharap semua terror mengerikan tidak akan terulang
untuk ke sekian kali nya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar