Selasa, 09 Juli 2013

akan terjadi padaku


Akan terjadi padaku


By : Galih amartia pertiwi
       (  gamar )


Penulis? Ya, penulis bukan pekerjaan yang buruk bagi sastrawati sepertiku, aku memang sudah gemar menulis cerita semenjak kelas 1 SMP. Namaku Rifka pelajar kelas 3 SMA dan penulis cerpen majalah horror. Ya, aku memang gemar dengan hal-hal yang berbau mistis. Tak heran jika aku peka dengan hal ghaib. Hanya peka, tapi aku tidak bisa melihatnya.

Dan aku sekarang merasa saat menulis cerita ini pun, salah satu atau banyak diatara “mereka” memperhatikanku, yang sedang menulis cerita tentang mereka. Aku menulis tentang seorang gadis yang mati akbat pembunuhan yang dilakukan hantu, hantu itu marah padanya karna gadis tersebut telah mengusik kehidupannya dengan mencari tau tentang hantu itu lalu menyebar luaskannya. Dan hantu itu pun membunuh dengan cara yang sadis, dengan cara menabrakannya ke kereta yang lewat. Dan mati dengan mengenaskan.

Tiga hari kemudian pada suatu malam aku bermimpi buruk tentang “mereka” “mereka” semua mengejarku dengan tatapan penuh amarah. Salah satu dari mereka bicara padaku “hei, apa yang kamu tulis tentang kami, hal itu pun aka terjadi pada dirimu sendiri. Jadi berhenti mengusik kami!” makhluk itu berbicara dengan penuh amarah yang memuncak, rambut panjang yang teruraitak beraturan, mata yang

menatapku tanpa kedua dua pupil mata, muka yang hancur penuh darah, bagian tubuh yang rusak, bau busuk, dan amis yang menusuk begitu terasa nyata.

“Huh, huh, huh” aku terbangun dengan nafas yang terengah – engah, dan keringat dingin yang mengucur dengan derasnya. “ternyata hanya mimpi buruk” ucapku. Ku lirik jam dinding dikamarku, “jam 2 pagi?” pekikku. Aku pun melanjutkan tidurku. Tiba-tiba, sesosok makhluk dalam mimpiku muncul didekatku, aku terbujur tak bisa bergerak tak bisa teriak, mataku seolah hanya ingin menatap wajahnya yang hancur dan mata tanpa pupil. “berhenti mengusik kami atau kamu akan celaka, seperti yang kamu tulis” ucap makhluk tersebut dan langsung menghilang.

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah dan menceritakan tentang mimpiku dan seluruh kejadian yang aku alami semalam pada sahabatku Anggi. Aku terduduk di kelas, yang masih belum banyak murid yang datang. Dan menceritakan mimpiku semalam.

 “Anggi? Aku mau cerita deh” ucapku “boleh, pasti hal gaib” tebak Anggi. “iya, eh masa aku empat hari yang lalu kan abis ngirim cerpen ke penerbit. Terus malemnya, aku mimpi didatengin sama semua hantu yang mirip dari cerpen yang aku tulis, dan waktu aku bangun salah satu dari mereka benar-benar mendatangiku” ucapku “terus?” Tanya Anggi penasaran “salah satu dari mereka bilang, kalo apa yang aku tulis itu bakal terjadi sama aku, terus gimana nih” balasku “oke, sekarang gini. Cerpen terakhir yang kamu kirim itu jalan ceritanya gimana?” Tanya Anggi “kamu baca sendiri deh” ucapku lalu mengeluarkan laptopku dari tas, dan membuka file cerpenku lalu memperlihatkannya pada Anggi. “eh, gila! Mati ketabrak kereta gara–gara hantu yang diusik?” ucap Anggi lalu menoleh kearahku “aku gak tau harus kaya gimana lagi nggi, aku takut. Aku gak tau kalo bisa jadi kaya gini” ucapku menahan tangis karna takut akan terjadi hal buruk padaku “oke, tenang dulu Rif, penerbit pasti gak sembarang nerbitin cerita, pasti ada seleksinya. Pulang sekolah nanti kita ke penerbit cerpen kamu. Kita minta batalin cerpen kamu supaya gak jadi diterbitin” ucap Anggi “oke, makasih ya nggi” balasku berterima kasih.

Sepulang sekolah Aku dan Anggi langsung menuju penerbit cerpenku dengan mengendarai motor yang berbeda, setelah sampai, Aku dan Rifka langsung masuk kedalam kantor penerbit tersebut lalu dengan segera menemui resepsionis kantor. “selamat datang, ada yang bisa dibantu?” Tanya salah satu perempuan di meja resepsionis “ada mba, temen saya empat hari yang lalu ngirim cerpen horror ke sini. Nah, seleksi cerpennya itu udah selesai belum mba?” Tanya Anggi “kalo empat hari yang lalu sih seleksinya sudah selesai dari kemarin dik, malah hari ini sudah terbit” balas resepsionis “cerpen dengan judul apa aja ya mba, yang sudah terbit?” tanyaku “adik bisa liat disini” balas resepsionis memberikan kertas selembaran padaku.

Aku berusaha memastikan bahwa judul cerpenku tidak masuk kedalam daftar tersebut, tapi seketika aku lemas karena membaca satu judul “”mereka” akan membunuhmu” itu judul cerpen yang aku kirim, aku terdiam. Anggi merebut kertas yang Aku pegang, Anggi membacanya pun tak percaya. Aku segera pergi meninggalkan kantor redaksi tersebut. “terimakasih makasih ya mba!” ucap Anggi pada resepsionis dan mengembalikan kertas selembaran yang resepsionis tadi berikan. “Rifka, tunggu dulu, tungguin aku” ucap Anggi mengejarku. Saat diparkiran, “Rif, maaf aku gak bisa bantu banyak” ucap Anggi padaku “tidak apa kok nggi, ini salah aku juga suka nulis tapi malah ganggu makhluk lain, aku minta maaf ya kalo aku ada salah” ucapku “kamu ngomong apaan sih, kamu sahabat terbaik aku gak akan kenapa-kenapa” balas Anggi

“umur manusia gak ada yang tau, mungkin aja saat ini pertemuan terakhir kita” ucapku “nggak Rif, kita udah temenan dari SD, dan tahun ini kita akan lulus bareng bareng rif :(“ balas Anggi “yaudah kita pulang aja yuk” ajakku lalu aku langsung menaiki motorku begitupun Anggi.

Pada saat perjalanan pulang, rumahku dan Anggi yang searah melewati satu jalur kereta api, dan anehnya saat aku melewatinya dan tepat diatas rel, motorku sanggat berat dan tak bisa dijalankan. Anggi yang melihatnya berusaha memanggilku “Rifka, ayo cepat. Sebentar lagi kereta api akan melintas” teriak Anggi yang sudah berada di depanku. Perlahan aku menoleh kebelakang akupun tersentak kaget karena seonggok makhluk yang mendatangiku semalam, tengah duduk dibangku penumpang motorku. Tiba tiba palang kereta api tertutup. Aku tak bisa berkutik, seluruh orang orang di sekitarku menyuruhku menjauh dari rel. terdengar bunyi klakson kereta api dan “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” pengelihatanku mulai kabur, gelap dan aku tidak bisa melihat, dan mendengar apapun.

Rohku mulai terlepas dari ragaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar