*KESEMPATAN KEDUA*
Khairunnisa B.A
(Michi)
Namaku Lila, aku hanya
ingin membagikan pengalamanku kepada kalian. Aku hanya tidak mau kalian
menyesal seperti aku, merasakan penyesalan yang teramat dalam. Dalam sekali.
mamaku, mama yang telah banyak berjasa terhadap kehidupanku, mama yang sangat
baik, mama yang selalu menjagaku, mama yang selalu bangun dari tidurnya hanya
untuk membuatkan ku susu saat aku menangis di kala malam. Aku menyesal telah
menyia-nyiakan mamaku, mama yang sangat aku sayangi. Begini ceritanya..
siang
itu aku sedang asyik bermain handphone ku, aku sedang asyik online di Dunia
Maya. Iya, aku memang senang sekali berselancar di dunia maya, apa lagi bermain
games dan streaming di youtube. Tiba-tiba.. “Lila, tolong bantu mama, tolong
angkat baju diluar. Tolong ya nak, mama sedang
masak untuk makan siangmu”. Ujar mama. “hah? Iya tunggu” jawabku. Aku tidak mengiraukan kata-kata mamaku, yang aku kerjakan hanya main games dan chating bersama teman-temanku. “Lila, kamu udah angkat baju di jemuran kan nak?” Tanya mama. “belom”. Jawabku ketus. “ya udah biar mama aja yang angkat, sekarang kamu makan sana. Mama udah buatin makanan kesukaan kamu sayang”. Kata mama. Mendengar kata-kata mama aku sangat senang. Aku segera berlari ke meja makan untuk makan. Aku makan dengan sangat lahap, sampai aku berkeringat karena makanan yang mama masak masih panas, tapi karena itu makanan kesukaanku aku tidak memperdulikannya. Mama menatapku penuh kasih, mama senang melihatku memakan dengan lahap masakannya. Mama membelai rambut panjangku dengan penuh kasih. “ayo, kamu habiskan ya, mama senang sekali melihat Lila makan seperti ini” kata mama lembut. Tapi aku aku tidak berkata apa pun. Aku langsung saja melanjutkan makanku.
masak untuk makan siangmu”. Ujar mama. “hah? Iya tunggu” jawabku. Aku tidak mengiraukan kata-kata mamaku, yang aku kerjakan hanya main games dan chating bersama teman-temanku. “Lila, kamu udah angkat baju di jemuran kan nak?” Tanya mama. “belom”. Jawabku ketus. “ya udah biar mama aja yang angkat, sekarang kamu makan sana. Mama udah buatin makanan kesukaan kamu sayang”. Kata mama. Mendengar kata-kata mama aku sangat senang. Aku segera berlari ke meja makan untuk makan. Aku makan dengan sangat lahap, sampai aku berkeringat karena makanan yang mama masak masih panas, tapi karena itu makanan kesukaanku aku tidak memperdulikannya. Mama menatapku penuh kasih, mama senang melihatku memakan dengan lahap masakannya. Mama membelai rambut panjangku dengan penuh kasih. “ayo, kamu habiskan ya, mama senang sekali melihat Lila makan seperti ini” kata mama lembut. Tapi aku aku tidak berkata apa pun. Aku langsung saja melanjutkan makanku.
Tidak terasa Lila kecil
sekarang udah tumbuh menjadi Lila yang cantik, waktu memang terasa cepat sekali
berlalu. aku yang merasa pintar karena memang aku selalu menjadi juara di
sekolahku. Aku merasa paling hebat, sehingga aku angkuh, aku bertindak
semena-mena walaupun itu kepada mamaku. “uhuk uhuk, Lila, tolong ambilkan mama
the diatas meja makan nak, mama lemas banget. Tolong ya Lila”kata mama. Saat
itu keadaan mama memang tidak baik. Ya, mama sedang sakit. “ah ambil aja
sendiri. Aku lagi masker-an nanti masker aku pecah-pecah lagi” jawabku ketus.
“tolong mama Lila, mama sedang sakit”. Jawab mama. “ihhhh!!! Mama kan punya
kaki, ya ambil aja sendiri! Manja banget sih!”aku menjawabnya dengan nada
marah. “ yasudah kalau begitu kalau kamu nggak mau, ya biar mama aja” kata
mama. “yaudah, itu bisa” balasku singkat.
Semakin hari kondisi mama
makin memburuk, tapi saat mama sakit aku tidak pernah ada di sampingnya. Aku
malah Hangout bersama teman-temanku. Begitu terus, dan dua tahun terasa cepat
berlalu. kondisi mama makin memburuk, kami sudah ber-obat kemana-mana. Sudah
jutaan, bahkan ratusan juta kami habiskan untuk biaya pengobatan mama. Tapi
waktu itu, aku tetap saja menjadi Lila yang nakal, menjadi Lila yang sangat
manja.
Aku membuat masalah
dimana-mana. Dan pada suatu hari, aku membuat masalah yang membuat mama ‘shock’
aku membuat mama masuk ke Rumah Sakit. Aku membuat keadaan mama ‘kritis’ aku
yang membuat mama tergeletak diruang ICU. Aku yang saat itu datang dengan
keadaan mabuk berat, aku yang menjadi seorang “pecandu narkoba” itu lah yang
membuat mama kaget dan masuk ke Rumah Sakit.
Aku ditampar oleh tanteku.
“apa-apaan kamu ini? Kenapa kamu menjadi kaya gini? Kemana Lila yang dulu? Lila
yang manis, Lila yang penurut?!” celoteh tanteku.”tante apa-apaan sih nampar
aku?” balasku marah. “kamu liat mama kamu!! Kamu yang udah buat kakak ku kayak
gini. Puas kamu udah buat kakak ku kaya gini? Anak macam apa kamu? Apa pantas
kamu masih dianggap anak oleh kakak ku?” tanteku marah. Aku mendengar kata-kata
tanteku, aku merenungkannya dalam-dalam. Aku takut, aku bingung, aku tidak tahu
harus bersikap bagaimana.
Aku yang sudah ter-racuni
oleh pergaulan luar yang tidak benar sehingga aku menjadi seperti ini.
Tak lama telepon rumahku
berbunyi “kriing.. kriinng” langsung saja tanteku mengangkat gagang telepon
itu. “halo, apakah benar ini rumah ibu siska?”begitu suara yang terdengar dari
seberang sana. “iya, benar sekali. Saya adiknya. Ada apa ya pak?”balas tanteku.
“kami dari Rumah Sakit, kami ingin mengabarkan bahwa kakak anda dalam keadaan
kritis. Denyut nadinya melemah”.kata suara itu. “apa?” tanteku langsung berurai
air mata dan tak sengaja menjatuhkan gagang telepon. “ada apa tante? Ada apa?
Kenapa tante nangis?” tanyaku gemetar. “maa.. mama mu la”. Jawab tanteku dengan
suara yang parau. “tante? Mama kenapa tante? Mama kenapa? Apa yang terjadi sama
mama? Mama baik-baik aja kan tante? Ayo tante jawab Lila tante!!”. Teriakku
memelas. Aku menangis melihat ekspresi tanteku itu. “tante jawab Lila tante!
Mama kenapa tante?” rengekku.
Aku dan tante langsung ke
Rumah Sakit untuk melihat keadaan mama. Tapi, yang aku lihat hanyalah seseorang
yang ditutupi kain berwarna putih, dan para perawat sedang membereskan
alat-alat yang telah selesai digunakan. Tanteku menangis histeris. Tanteku
menagis, tanteku seoalh kehilangan seseorang yang begitu ia sayangi. “Lila, ayo
kamu lihat mama mu nak, peluk dia untuk yang terakhir kali”. Suara tanteku
parau. Aku mendekat dan aku membuka kain putih yang menutupi tubuh mamaku.
Aku langsung berteriak
histeris dan akupun menangis “ENGGAAAKKKK… MAMA NGGAK BOLEH PERGI!! MAMA LILA
AKAN KEMBALI MA, LILA BAKAL KAYA DULU LAGI! LILA BAKAL JADI ANAK MAMA LAGI.
APAPUN YANG MAMA SURUH LILA BAKAL TURUTIN MA! MAMA BANGUN MA! LILA JANJI BAKAL
BERUBAK MA!! MAMA BANGUN MA!”. Aku tersiak melihat mamaku sudah terbujur kaku
dengan kulit membiru. “udah Lila udah, percuma kamu nangis. Mama kamu udah
engga ada Lila. Semua udah terlambat” kata tanteku.
Aku terus meronta-ronta
aku terus menjerit dan menangis. Dan saat aku mencium pipi mama utuk yang
terakhir…
perawat tersentar kaget karena melihat jari mamaku
bergerak dan perlahan membuka matanya. Aku terkejut dan aku berbisik di telinga
mama “ma, Lila janji kalo Lila ngga bakal ngecewain mama lagi ma” kataku.
Sepulang mama dari rumah sakit, aku dan mama hidup seperti ibu dan anak yang
sangat harmonis. Apapun yang mama suruh, apapun yang mama suruh aku kerjakan.
Aku tidak mau kehilangan mama untuk yang kedua kali. Terima kasih Tuhan. Aku
tidak akan menyia-nyiakan mamaku yang cantik ini untuk yang kedua kalinya.
Terima kasih tuhan telah member aku kesempatan kedua.
ENDING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar